Sampah Menumpuk di Bendungan Irigasi Kota Metro

Tumpukan sampah yang menggenang di bendungan irigasi jalan Hasanuddin kota Metro pusat. Okehnews/Robby Malaheksa

METRO – Sampah menumpuk dan mengambang menjadi pemandangan sehari-hari warga yg melintasi Jalan Hasanuddin, Metro Pusat dekat tugu Yosomulyo.

Pasalnya bendungan saluran Irigasi primer yang seharusnya bebas dari sampah dan kotoran justru terjadi sebaliknya, sampah dan kotoran muncul menghiasi permukaannya.

Berdasarkan pantauan langsung, sebagian besar sampah itu berupa sayuran, pampers, wadah styrofoam, botol plastik, batang kayu, dan berbagai macam limbah rumah tangga lainnya

Barang-barang bekas tersebut menumpuk pada bendungan irigasi, dan sebagiannya ikut mengalir terbawa arus menuju areal persawahan, lewat jaringan irigasi tersier di lokasi itu.

Salah seorang warga yang sedang melintas, Fatma (30) mengaku sering melihat sampah menumpuk di lokasi tersebut. Dia menduga, sampah dan kotoran itu merupakan ulah dari oknum-oknum yg tidak bertanggung jawab dan tidak peduli pada lingkungan.

“Sampah di bendungan sini memang sering. Saya setiap hari lewat sini kalau antar anak sekolah atau pergi ke pasar ya sudah biasa lihat pemandangan sampah begitu. Dulu, malah pernah lebih banyak lagi. Sebagian sampahnya itu mungkin dari tempat lain ya, kebawa arus dan sampai ke sini” ujar Fatma (24/10/2023)

Sementara itu, ditanya mengenai sampah di saluran irigasi primer, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno berspekulasi, bahwa sebagian sampah dibuang saat air surut, kemudian mengambang dan terbawa arus ketika pola gilir irigasi dimulai

“Penyebabnya, kesadaran kita sebagai masyarakat yang belum sadar, masih buang sampah sembarangan. Jadi, itu kan ada pola gilir ya, jadi irigasi di musim kemarau itu dijadwal”. Sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Metro, Ardah mengatakan, pihaknya sudah pernah melakukan koordinasi lintas sektoral. Dia menyebut bahwa kewenangan sampah di irigasi primer merupakan otoritas UPT Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung.

“Iya. Kami sudah pernah koordinasi, dan sampah akan diangkat oleh UPT Balai, karena memang ini kewenangan mereka.” pungkasnya.

Problematik sampah belakangan ini seolah jadi masalah krusial yang dihadapi Kota Metro, meski faktanya Metro merupakan kota dengan jumlah penduduk dengan luas wilayah yang tergolong lebih kecil, daripada daerah setingkatnya di Lampung

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas LH Kota Metro, diketahui kota dengan kepadatan penduduk sekitar 160.000 jiwa ini, dapat memproduksi sampah sebanyak 102,71 ton per hari, dan rata-rata perkiraan 80 ton per hari yang pasti masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Karangrejo, Kecamatan Metro Selatan.

Oleh sebab itu, pemerintah setempat berharap masyarakat di Bumi Sai Wawai dapat ikut serta berperan, menciptakan kota yang bersih dengan upaya, setidaknya dengan membudayakan buang sampah pada tempatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *